Kamis, 09 Maret 2017

STSD 02_24

Sejenak kemudian kedua orang itu harus berjalan menjauhi lingkaran pertempuran antara Ki Rangga melawan ki Kebo Mengo. Sesekali mereka berdua harus meloncati pagar halaman yang cukup tinggi  dan melintasi halaman-halaman yang sepi.

“Eyang Guru,” berkata Raden Surengpati kemudian sambil terus mengikuti langkah Eyang Guru, “Selain  berita dari telik sandi sore tadi, aku juga menerima berita dari orang-orangnya gegedug dukuh salam yang biasa dipanggil dengan sebutan Ki Lurah itu,” Raden Surengpati berhenti sejenak. Lanjutnya kemudian, “Menurut orang-orangnya Ki Lurah, salah satu dari kelima orang itu ada yang mempunyai kemampuan bermain sihir. Kejadian itu mereka alami ketika mereka sedang mengumpulkan derma di sekitar kali Krasak. Salah satu dari kelima orang itu telah menyumbangkan berbagai perhiasan emas dan sebuah keris berpendok emas. Namun ternyata  mereka telah menjadi korban permainan sihir.”

Eyang Guru tidak menjawab. Sambil berjalan terbungkuk-bungkuk dia dengan cepat melintasi halaman sebuah rumah yang tampak kosong, tidak ada seberkas sinar pun yang terlihat menembus keluar dari sela-sela dinding rumah yang terbuat dari bambu itu.

“Eyang Guru?” Raden Mas Harya Surengpati mengulangi pertanyaannya dengan suara sedikit keras.

“Aku sudah dengar, Raden!” sahut Eyang Guru dengan nada sedikit kesal tanpa menghentikan langkahnya, “Aku tidak peduli siapa kelima orang itu, dan sampai setinggi apa kemampuan mereka, kecuali Ki Rangga Agung Sedayu. Permainan sihir bagiku tak lebih dari sebuah permainan kanak-kanak.”

Raden Surengpati menarik nafas dalam-dalam untuk meredakan detak jantung di dalam dadanya yang tiba-tiba saja melonjak-lonjak.  Sebenarnya dia ingin menyampaikan sesuatu yang menurut pertimbangannya sangat penting. Namun agaknya Eyang Guru sama sekali tidak peduli. Sifat orang yang disebut Eyang Guru itu memang agak aneh. Karena usianya yang sudah sangat tua, kadang-kadang dia menjadi sedikit pikun dan mudah tersinggung serta menjengkelkan.

Tidak terasa kedua orang itu sudah cukup jauh meninggalkan medan pertempuran antara Ki Kebo Mengo melawan Ki Rangga Agung Sedayu. Ketika kedua orang itu telah melintasi sebuah halaman yang cukup luas dari sebuah rumah yang cukup bagus, keduanya pun kemudian memutuskan untuk kembali ke jalur jalan padukuhan Klangon kembali.

“Eyang Guru,” bertanya Raden Surengpati kemudian sekali lagi untuk menyampaikan sesuatu yang membebani hatinya, “Bagaimana kita harus menghadapi orang-orang di banjar padukuhan itu? Mereka berlima dan kita hanya berdua saja.”

Eyang Guru menghentikan langkahnya sebelum mencapai regol halaman rumah itu. Jawabnya kemudian sambil memutar tubuhnya, “Raden, sudah aku katakan sedari tadi. Aku tidak peduli dengan kelima orang itu, kecuali Ki Rangga Agung Sedayu. Bagiku tidak ada kekuatan orang-orang Mataram yang perlu diperhitungkan kecuali hanya Ki Rangga Agung Sedayu.”

“Bagaimana dengan Ki Juru Mertani?” desak Raden Surengpati.

Untuk sejenak Eyang Guru justru terdiam. Hanya sepasang matanya saja yang menatap tajam ke arah Raden Surengpati. Namun pada akhirnya Eyang Guru itu pun menjawab juga, “Ki Juru Mertani dikenal karena olah pikirnya saja yang sangat cerdas. Perhitungan-perhitungannya  selalu  berdasarkan atas penalaran serta pengalaman yang diperolehnya sehingga menjadi sangat tajam dan terpercaya. Namun kemampuan ilmu olah kanuragannya sendiri aku tidak yakin sedahsyat dan sebanding dengan Mas Karebet yang kemudian menjadi Sultan di Pajang, walaupun dapat dikatakan mereka pernah menimba ilmu dari sumber   yang sama.”

Sekarang giliran Raden Surengpati yang termenung. Berbagai pertimbangan telah bergolak di dalam dadanya. Namun akhirnya Raden Surengpati pun menyampaikan juga apa yang selama ini membebani hatinya,  “Eyang Guru, aku justru mencurigai salah satu dari mereka adalah Ki Juru Mertani sendiri.”

“He?!” bagaikan disengat ribuan kalajengking Eyang Guru terperanjat mendengar kata-kata Raden Surengpati, “Apa pertimbangan Raden?”

Raden Mas Harya Surengpati menarik nafas dalam dalam sambil melemparkan pandangan matanya ke kejauhan. Jawabnya kemudian dengan perlahan, “Aku hanya menduga-duga saja sesuai dengan cerita orang-orangnya Ki Lurah gegedug dukuh Salam.  Di antara kelima orang itu ada seseorang yang tampak sudah sangat tua namun terlihat masih kuat dan sehat. Orang tua itulah yang dikatakan mampu bermain sihir. Mungkin saja orang tua itu adalah Ki Juru Mertani.”

Sejenak Eyang Guru bagaikan membeku di tempatnya. Bagaimana pun juga, dugaan akan kehadiran Ki Juru Mertani di antara kelima orang itu harus diperhitungkan. Jika semula dia menganggap hanya Ki Rangga yang perlu mendapat perhatian, kini dugaan adanya Ki Juru Mertani yang ikut bermalam di banjar padukuhan Klangon itu telah membuat jantung tuanya berdetak semakin cepat.

“Apa boleh buat!’ geram Eyang Guru pada akhirnya, “Kita akan melihat kekuatan mereka terlebih dahulu. Jika memang orang tua dari Sela yang tak tahu diri itu ada di antara mereka, kita harus segera membuat hubungan dengan Kiai Damar Sasangka dan Raden Wirasena.”

Raden Surengpati mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menghela nafas panjang. Segala kemungkinan memang harus diperhitungkan agar jangan sampai justru mereka sendiri yang akan terjebak dalam lingkaran kekuatan yang tidak mampu mereka atasi.

“Marilah,” berkata Eyang Guru kemudian sambil memutar tubuhnya, “Kita akan melihat kekuatan kelima orang itu terlebih dahulu sebelum menentukan langkah kita selanjutnya.”

Raden Mas Harya Surengpati tidak menjawab. Hanya kepalanya saja yang terlihat terangguk-angguk sambil melangkah mengikuti Eyang Guru.

Sejenak kemudian mereka berdua segera meneruskan langkah mendekati regol halaman yang terlihat diselarak dari dalam. Setelah mengangkat selarak pintu regol itu terlebih dahulu, keduanya pun segera mendorong pintu regol dan melangkahkan kaki  mereka keluar menuju ke jalur jalan padukuhan Klangon.


Namun alangkah terkejutnya mereka berdua. Jantung kedua orang itu bagaikan terlepas dari tangkainya begitu kaki mereka melangkah ke jalur jalan padukuhan Klangon. Beberapa tombak di hadapan mereka, tampak bayangan seseorang dengan sengaja sedang berdiri menunggu sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

103 komentar :

  1. Hasyeeekkk.... weruh nomer siji. Matur suwun sanget Panembahan, mugi barokah kagem para cantrik lan mentrik padepokan...

    BalasHapus
  2. Eyang Guru begitu terkejut, siapa gerangan yang dilihatnya itu? Kalau dilihat dari keterkejutannya, kemungkinan yang dilihatnya itu adalah Ki RAS. Apakah benar demikian?
    Hayoooo.... siapa yg tahu? Matur nuwun Mbah_Man.

    BalasHapus
  3. Bayangan Ki Rangga Agung Sedayu yg menghadang jalannya Eyang Guru dan Raden Surengpati ... maturnuwun mbah man wedarannya

    BalasHapus
  4. Allhamdullilah...matur nuwun sanget Mbah Man..🙏🙏

    BalasHapus
  5. Matur nuwun mbah Man atas wedaran rontalipun, mugi" mbah Man sekeluarga sehat wal afiat, aamiin.

    BalasHapus
  6. tokoh baru sudah muncul...keturunan mahesa jenar mencegat eyang guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tokoh baru muncul dalam bayang bayang....seperti nonton wayang beber sinar layarne nganggo lampu dlupak...

      Hapus
    2. coba diinguk rontal ke-23, Ki Widi kok isih komen neng kunu, koyo2 durung nemu rontal ke-24.

      Hapus
    3. iya Ki BK , saya kesasar....hhhh

      Hapus
  7. Alhamdulillah, rontal turun.matur suwun panembahan..

    BalasHapus
  8. Nyuwun pirsa para sutresna sedaya, rontalipun mbah Man punika dipun up load pendhak dinten punapa nggih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dinten wedaran : senen sloso rebo kemis jumat ki....
      mung kdg kesupen

      Hapus
  9. Alhamdulillah .... matur nuwun sanget wedaranipun Mbah Man ...

    BalasHapus
  10. Matur nuwun mbah_man, semoga mbah_man selalu diparingi sehat wal afiat...aamin...
    Nek wonten dobelan monggo mbah hehehe

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah.. Ada lagi wedaran maturnuwun mbah..

    BalasHapus
  12. Matur nuwun wedaranipu Mbah Man, mugi2 malem Jumat barokah wonten wahyu eh wedaran tumurun. Nuwun sewu Mbah Man. Kagem Mbah Man mugi tansah pinanggih karaharjan. Aamiin yaa Rabbal aalamiin.

    BalasHapus
  13. Matur nuwun wedaranipu Mbah Man, mugi2 malem Jumat barokah wonten wahyu eh wedaran tumurun. Nuwun sewu Mbah Man. Kagem Mbah Man mugi tansah pinanggih karaharjan. Aamiin yaa Rabbal aalamiin.

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah...tanduk mbah....

    BalasHapus
  15. Menurut penerawangan saya, dua rontal lagi STSD 02 sudah bisa ditutup.
    Matur nuwun Panembahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. E.e.e.e....due rontel legi esteesde due udeh mao di teoteop...kamsiah...mak asih ....penerewengene ....hehehe...

      Semoge terhibur tapi ojo gowo bedil..."5000 purun nggih...mengko tak duduhi dalane...ben cepet rontale metu....

      Hapus
  16. Alhamdulillah... Mpun wedaran...
    Matur nuwun MBAH MAN..semoga selalu sehat....
    Ugi poro kadang sedoyo...

    BalasHapus
  17. Nuwubsewu podo dulur, ijin gabung...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ...mangga, silahkan, Ki Sawunggaling......

      ...kita nantikan aji pameling-nya dan kidung adiluhung-nya...

      ...salam...


      ...hehehe...

      Hapus
  18. Hadir, Jum'at Barakah ..... tetap semangat !

    BalasHapus
  19. Mampir Jemuah Barokah ... mudah mudahan semuanya sehat, dan ada wedaran hari ini ... penasaran itu yang nyegat di tengah jalan siapa ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau melihat gaya sidakepnya sepertinya Ki Gogon dari Srimulat Ki DP..

      Hapus
    2. hahahaha Ki Gogon ... sedakepnya Ki Gogon memang khas ya Ki Adiwaswa .... hahahahha Gogon

      Hapus
    3. Nggih Ki DP, dari pada bingung menebak nebak, karena hanya Mbah Man yang tau...hehehe

      Hapus
  20. Siapa itu ya, yang sedhakep nantang Eyang Guru ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ...menurut telik sandi terpercaya anak buah Ki RAS...itu oomm Gogon dari Srimulat.....

      ...hehehe....

      Hapus
  21. Selamat siang sanak kadang....
    Mohon ijin gabung di gandhok ini..
    Tetap semangat menunggu rontal...
    Matur nuwun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat datang (lagi)ki Joe ...

      Hapus
    2. Matur nuwun Ki Widiaxa...
      Seprono seprene, nembe nemu...
      Dan baru bisa komen...

      Hapus
  22. Balasan
    1. Saya juragan...tukang kredit keliling...hehe

      Hapus
    2. Sepertinya memang Ki Gogon, karena dari olah TKP Eyang Guru yang berilmu tinggi saja hampir copot jantungnya dari tangkainya karena Ilmu sidakepnya ditempat gelap, apa lagi kalau dilihat ditempat yang terang mungkin bisa sakit perutnya karena ilmu sidakepnya membuat rasa geli dan bisa mati tertawa.....

      Hapus
    3. ...hati hati Ki Adiwa, jangan sampai salah menulis....yang benar mestinya : dari olah E KTP ...bukannya : dari olah TKP E...

      ...hehehe....

      Hapus
    4. Hehehe....selalu pake helm Ki Dik Har,...soal E.e..sudah menjadi urusan Ka Peka dan Ka Tepe sekarang sedang ngeteh di Te Kape...menelusuri soal aliran air danau Te Tean.....

      Hapus
    5. ...kalau begitu sebaiknya kita mampir ke angkringan bintang tujuh dulu saja....menikmati jus tapeketan sambil menelusuri soal aliran jalur kereta pembawa rontal....

      ...hehehe...Ki Satpam kabarnya sekarang sudah ndak mau lagi nyetir sepur klutuk...maunya ganti kereta perak...biar lebih cepat...

      hehehe...biar cepet 200 point...

      Hapus
  23. di sini namanya mendring....kredit keliling,Ki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Ki Widi, Kyai Kredit keliling saudara seperguruan KTA
      ....hehehe

      Hapus
  24. Dengan sedikit membentak untuk menutupi keterkejutannya Raden Surengpati bertanya kepada orang itu "Siapa Kamu?!!"
    Orang itu tetap bersedekap sambil terkekeh-kekeh mendengar bentakan Raden Surengpati. Setelah puas terkekeh-kekeh barulah dia menjawab "
    私は、なぜ、行く坤ましたか?"
    Eyang Guru terkejut mendengar jawaban orang tersebut, sambil mundur dua langkah Eyang Guru menjawab " يعني انكم ابناء بامبانج تقرح ".
    Raden Surengpati ikut melangkah mundur dan bergumam " ओम टेलिफोन ओ ओम गरौं "

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang justru Mbah Man yang bingung, rasa-rasanya dalam synopsis STSD tidak melibat kan orang mongol,orang arab dan orang india....tapi koq bisa muncul??....hehehe

      Hapus
    2. Ki Adiwa,perasaan saya kemarin yg ada no. 1 Indonesia, no. 2 Cina, dan no. 3 Arab. India atau Mongol tdk ikut nyalon, kan?
      Nyalon, bukan nyablon, Ki.hehehehe

      Hapus
    3. Weh kalau perasaan didaerah saya cuma dua nomor, bukan tiga, coba tanya saja sama tukang sablonnya pasti tahu, kan mereka yang bikin alat peraganya.....hehehe

      Hapus
  25. Sugeng siang, alhamdulillah ada rontal turun..

    BalasHapus
  26. Wah jangan2 yang muncul KTA, tetapi kok pake sedakep segala yaa?? Wah lain kali perlu aji penyadapan dulu untuk menebak gerakan musuh biar gak penasaran. Tunggu episode 2-25

    BalasHapus
  27. Sugeng siang, alhamdulillah ada rontal turun..

    BalasHapus
  28. Wah jangan2 yang muncul KTA, tetapi kok pake sedakep segala yaa?? Wah lain kali perlu aji penyadapan dulu untuk menebak gerakan musuh biar gak penasaran. Tunggu episode 2-25

    BalasHapus
  29. Hil yang mustahal atau hal yang mustahil?.....

    BalasHapus
  30. Nampaknya ki RAS merangkap aji pangangen angen dg aji kakang pembarep dan adi wuragil...
    Ngapunten...mbah man lan kadang sedoyo...

    BalasHapus
  31. Hadir lima puluh tujuh komentar. Terus menunggu lanjutan rontal berikutnya. Sabar dan semangat!!!!

    BalasHapus
  32. seri 23 : 140 komen
    seri 24 : baru 57 komen ...ayo 100 komen maneh

    BalasHapus
  33. 140 + 57 = 197
    nek nganti suk tanggal terbite STSD jilid telu tanggal 21 Maret targete mung kari 102...sitik..

    ........

    ayo...ayo....mumpung rame gojek online-ne....durung ana sing ndemo....

    ...hehehe....

    BalasHapus


  34. Eyang Guru dan Raden Surengpati yang telah berhasil menggantungkan kembali jantungnya ketangkainya, kini justru mereka kembali menerima gempuran ilmu kearah perut yang menggelitik dan membuat Eyang Guru dan Raden Surengpati jatuh bangun dan bahkan sambil guling guling tertawa melihat cara sidakep orang yang menghadangnya....mungkinkah bayangan semu yang dikeluarkan Ki RAS bisa menjiplak ujud lain seperti Ki Gogon ini???...sungguh luar biasa Aji Pengangen angen itu, mungkin saja dilain kesempatan ditampilkan ujud semu yang tinggi,tegap dan kekar seperti cak Lontong yang jago survey..

    Ngapunten neng ono kelepatan....gojekan only..hehehe

    BalasHapus
  35. mungkin Ki Waskito,klo cuma nunggui AS di gandok bosan.... ya muter'' taman sapa tahu ada Wedaran.....hhh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbok menawi Ki Rangga Agung Sedayu sampun saged mrantasi Ki Kebo Mengo,ingkang dados soyo mengo...hehehe...
      Atau Ki Tanpa Aran alias Kiai Gringsing ingkang ndherek memantau pergerakan Tim Mataram...
      Sajake Raden Haryo Surengpati kaliyan Eyang Guru bakal kecelik...
      Tim Mataram bener2 kompak dan solid serta penih perhitungan...
      Namung ngiro-iro...
      Sakderenge Rontal Asli dhawah tumurun...

      Hapus
  36. Mbah Man, ngapunten, nderek tangglet perkawis Ki Kebo Mengo.
    'Mengo' disini diucapkan seperti mengeja kata 'bemo' (logat orang batak)
    ataukah
    diucapkan seperti mengeja kata 'retno' (logat orang jawa)
    karena menurut saya beda artinya,
    yg pertama artinya noleh/miring/silir.
    yg kedua artinya membuka/ngowoh/ngowos.

    yg benar yg mana : Kebo Silir menopo Kebo Ngowoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. ...biasanya "djagoan" djaman doeloe itoe memakai gelar yang dapat membuat "lawannya miris" sebelum bertarung.

      Gelar "Kebo Mengo" ibaratnya menyatakan existensinya seperti sikap kerbau djantan perkasa yang siap bertarung (...bayangkan pada upacara adu kerbau di tanah Toradja...kerbau aduannya aduhai ...hebat buuaangeet...)

      ....kepalanya merunduk...posisi miring 30 deradjat...tanduk yang runcing siap menerjang lawannya....mulut sedikit terbuka dan mendengus menggertak lawan...

      Kesimpulannya :Kebo Silir tur nggih Ngowoh Ki Bhre...

      ...hehehe...

      ...wis meh satus...

      Hapus
    2. untung cuma Kebo,
      coba Manungso, wes silir... ngowoh sisan...

      hehehe...

      Hapus
    3. Mbah Man pasti bingung lagi Ki Kebo Mengo iku manungso dalam lakon STSD...Ki Bhre, bukan cuma kebo???...itu gelar jagoan jaman bahela....seperti Bango Lamatan, Kebo Kanigara...buka kebo yang berteman dengan olang olangan sawah....hehehelm...helm

      Hapus
    4. Berarti Ki Kebo Mengo kuwi manungso nanging ujud e koyo kebo, sirahe silir, lambene ngowoh .... harak leres mekaten Ki Lurah AS ?

      Hapus
  37. mungkin karna di Mataram Kebo Ngowoh. Lain ceritanya kalo di Pajang..... ?

    Kabar Anjani pripun nggih.....?
    kalau jadi Putri Triman apakah nasibnya akan seperti Endang Mintarsih jadi Putri Triman untuk Wiroguna/anak Dukuh Cepogo?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anjani lagi belajar aji panglimunan , ben ora ono sing ngerti yen bengi-bengi metu saka kaputren nemui ................................................................................................................................................................
      SAYA

      Hapus
    2. kok bukan ki BK saja yang belajar aji panglimunan ? atau Ki DM biar seru....

      saya sudah habiskan battery untuk belajar blm dapat juga....dari akhir tahun sampai bulan ini..-hhhh gak nyambung nggih.... yang merasa ketawa aja.

      Hapus
    3. mboten Ki Widi, kalau saya ikut belajar, nanti battery saya ikutan habis juga.....

      Hapus
    4. Klo battery saya kira awet.... jam kerja dilarang main HP.... seperti yg lainnya.....hhh

      Hapus
    5. tinggal nunggu Ki DM, apakah takut battery habis , kalau belajar aji panglimunan.....

      Hapus
  38. Enam sembilan...... angka yg banyak orang suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah dengar istilah 'kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki'? Itulah 69, enam...kepalanya di bawah sedang sembilan...kepalanya di atas. Ini melambangkan 'pekerja keras'. Mungkin ada paham lain? Wallahu a'lam.

      Hapus
    2. Ki Zaini anggota orari sering kontek kontekan....

      Roger...roger...69 diterima...copy....
      Signal kuat modulasi bening 69.....roger...roger..ganti

      Okey jengkideltazorebeway....roger...69 ganti....hehehe

      Hapus
    3. Pernah dengar istilah 'kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki'? Itulah 69, enam...kepalanya di bawah sedang sembilan...kepalanya di atas. Ini melambangkan 'pekerja keras'. Mungkin ada paham lain? Wallahu a'lam.

      Hapus
    4. Enam sembilan adalah bilangan semu....yang sukar ditebak...dibilang "enam" malah "sembilan" begitu sebaliknya....atau angka yang bisa ngeles seperti mudahnya membalikan tangan....."ah gampang itu 69" karena dibulak balik bisa kurang 3 bisa nambah 3....hehe

      Hapus
    5. Ini gambar orang lagi creambath atau orang pusing Ki,??..

      Angka enam dan sembilan angka yang selalu diawasi dalam pilkade....disitulah letak kerja kerasnya...bukan begitu Ki Kebo Mengo???....hihihi

      Hapus
  39. Nginguk sabtu pagi.......sugeng enjing....☺

    BalasHapus
  40. Ndherek absen...
    Sugeng enjing...sugeng menopo kemawon poro sanak kadang...

    BalasHapus
  41. inguk'' pagi sopo ngerti dapat Wedaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sopo ngerti nasib awak lagi mujur...
      Gogrok rontal ngucur di hari libur...
      Rek ayo rek ngisi absen isuk isuk...
      Ojo only ingak inguk.....

      Hapus
    2. Rek.....ayo rek....
      Mangan tahu jo' dicampur karo timun..
      Malam minggu ga' apik digowo ngelamun.
      Nostalgia, Ki Adiwa?

      Hapus
    3. Rek.....ayo rek....
      Mangan tahu jo' dicampur karo timun..
      Malam minggu ga' apik digowo ngelamun.
      Nostalgia, Ki Adiwa?

      Hapus
    4. Ki Zaini ngelamun jadi double lagi deh....hehehe

      Hapus
  42. Sugeng siang...absen...sehat selalu kagem mbah man...mugi2 rontal di wedar.....
    Sabar...semangat...& selalu berdo'a..
    Mugi2 Mbah man lan poro kadang sedoyo sehat lahir batin....

    BalasHapus
  43. buat mingguan muga muga triple.....rontale...
    suwun Mbah Man

    BalasHapus
  44. komen ke 89 ?...
    cepat bener ....

    BalasHapus
  45. Esuk esuk
    Dikirimi jajan ijo

    Pisang ijo.....

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.