Sejenak kemudian kedua orang
itu harus berjalan menjauhi lingkaran pertempuran antara Ki Rangga melawan ki
Kebo Mengo. Sesekali mereka berdua harus meloncati pagar halaman yang cukup
tinggi dan melintasi halaman-halaman
yang sepi.
“Eyang Guru,” berkata Raden
Surengpati kemudian sambil terus mengikuti langkah Eyang Guru, “Selain berita dari telik sandi sore tadi, aku juga
menerima berita dari orang-orangnya gegedug dukuh salam yang biasa dipanggil dengan
sebutan Ki Lurah itu,” Raden Surengpati berhenti sejenak. Lanjutnya kemudian, “Menurut
orang-orangnya Ki Lurah, salah satu dari kelima orang itu ada yang mempunyai kemampuan
bermain sihir. Kejadian itu mereka alami ketika mereka sedang mengumpulkan
derma di sekitar kali Krasak. Salah satu dari kelima orang itu telah
menyumbangkan berbagai perhiasan emas dan sebuah keris berpendok emas. Namun ternyata
mereka telah menjadi korban permainan
sihir.”
Eyang Guru tidak menjawab. Sambil
berjalan terbungkuk-bungkuk dia dengan cepat melintasi halaman sebuah rumah
yang tampak kosong, tidak ada seberkas sinar pun yang terlihat menembus keluar dari
sela-sela dinding rumah yang terbuat dari bambu itu.
“Eyang Guru?” Raden Mas
Harya Surengpati mengulangi pertanyaannya dengan suara sedikit keras.
“Aku sudah dengar, Raden!” sahut
Eyang Guru dengan nada sedikit kesal tanpa menghentikan langkahnya, “Aku tidak
peduli siapa kelima orang itu, dan sampai setinggi apa kemampuan mereka, kecuali
Ki Rangga Agung Sedayu. Permainan sihir bagiku tak lebih dari sebuah permainan
kanak-kanak.”
Raden Surengpati menarik
nafas dalam-dalam untuk meredakan detak jantung di dalam dadanya yang tiba-tiba
saja melonjak-lonjak. Sebenarnya dia ingin
menyampaikan sesuatu yang menurut pertimbangannya sangat penting. Namun agaknya
Eyang Guru sama sekali tidak peduli. Sifat orang yang disebut Eyang Guru itu memang
agak aneh. Karena usianya yang sudah sangat tua, kadang-kadang dia menjadi
sedikit pikun dan mudah tersinggung serta menjengkelkan.
Tidak terasa kedua orang itu
sudah cukup jauh meninggalkan medan pertempuran antara Ki Kebo Mengo melawan Ki
Rangga Agung Sedayu. Ketika kedua orang itu telah melintasi sebuah halaman yang
cukup luas dari sebuah rumah yang cukup bagus, keduanya pun kemudian memutuskan
untuk kembali ke jalur jalan padukuhan Klangon kembali.
“Eyang Guru,” bertanya Raden
Surengpati kemudian sekali lagi untuk menyampaikan sesuatu yang membebani
hatinya, “Bagaimana kita harus menghadapi orang-orang di banjar padukuhan itu? Mereka
berlima dan kita hanya berdua saja.”
Eyang Guru menghentikan
langkahnya sebelum mencapai regol halaman rumah itu. Jawabnya kemudian sambil
memutar tubuhnya, “Raden, sudah aku katakan sedari tadi. Aku tidak peduli
dengan kelima orang itu, kecuali Ki Rangga Agung Sedayu. Bagiku tidak ada
kekuatan orang-orang Mataram yang perlu diperhitungkan kecuali hanya Ki Rangga
Agung Sedayu.”
“Bagaimana dengan Ki Juru
Mertani?” desak Raden Surengpati.
Untuk sejenak Eyang Guru justru
terdiam. Hanya sepasang matanya saja yang menatap tajam ke arah Raden
Surengpati. Namun pada akhirnya Eyang Guru itu pun menjawab juga, “Ki Juru
Mertani dikenal karena olah pikirnya saja yang sangat cerdas. Perhitungan-perhitungannya
selalu berdasarkan atas penalaran serta pengalaman yang
diperolehnya sehingga menjadi sangat tajam dan terpercaya. Namun kemampuan ilmu
olah kanuragannya sendiri aku tidak yakin sedahsyat dan sebanding dengan Mas
Karebet yang kemudian menjadi Sultan di Pajang, walaupun dapat dikatakan mereka
pernah menimba ilmu dari sumber yang sama.”
Sekarang giliran Raden
Surengpati yang termenung. Berbagai pertimbangan telah bergolak di dalam
dadanya. Namun akhirnya Raden Surengpati pun menyampaikan juga apa yang selama
ini membebani hatinya, “Eyang Guru, aku justru
mencurigai salah satu dari mereka adalah Ki Juru Mertani sendiri.”
“He?!” bagaikan disengat
ribuan kalajengking Eyang Guru terperanjat mendengar kata-kata Raden
Surengpati, “Apa pertimbangan Raden?”
Raden Mas Harya Surengpati
menarik nafas dalam dalam sambil melemparkan pandangan matanya ke kejauhan. Jawabnya
kemudian dengan perlahan, “Aku hanya menduga-duga saja sesuai dengan cerita
orang-orangnya Ki Lurah gegedug dukuh Salam.
Di antara kelima orang itu ada seseorang yang tampak sudah sangat tua
namun terlihat masih kuat dan sehat. Orang tua itulah yang dikatakan mampu bermain
sihir. Mungkin saja orang tua itu adalah Ki Juru Mertani.”
Sejenak Eyang Guru bagaikan
membeku di tempatnya. Bagaimana pun juga, dugaan akan kehadiran Ki Juru Mertani
di antara kelima orang itu harus diperhitungkan. Jika semula dia menganggap
hanya Ki Rangga yang perlu mendapat perhatian, kini dugaan adanya Ki Juru
Mertani yang ikut bermalam di banjar padukuhan Klangon itu telah membuat
jantung tuanya berdetak semakin cepat.
“Apa boleh buat!’ geram
Eyang Guru pada akhirnya, “Kita akan melihat kekuatan mereka terlebih dahulu. Jika
memang orang tua dari Sela yang tak tahu diri itu ada di antara mereka, kita
harus segera membuat hubungan dengan Kiai Damar Sasangka dan Raden Wirasena.”
Raden Surengpati
mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menghela nafas panjang. Segala kemungkinan
memang harus diperhitungkan agar jangan sampai justru mereka sendiri yang akan terjebak
dalam lingkaran kekuatan yang tidak mampu mereka atasi.
“Marilah,” berkata Eyang
Guru kemudian sambil memutar tubuhnya, “Kita akan melihat kekuatan kelima orang
itu terlebih dahulu sebelum menentukan langkah kita selanjutnya.”
Raden Mas Harya Surengpati
tidak menjawab. Hanya kepalanya saja yang terlihat terangguk-angguk sambil
melangkah mengikuti Eyang Guru.
Sejenak kemudian mereka
berdua segera meneruskan langkah mendekati regol halaman yang terlihat
diselarak dari dalam. Setelah mengangkat selarak pintu regol itu terlebih
dahulu, keduanya pun segera mendorong pintu regol dan melangkahkan kaki mereka keluar menuju ke jalur jalan padukuhan
Klangon.
Namun alangkah terkejutnya
mereka berdua. Jantung kedua orang itu bagaikan terlepas dari tangkainya begitu
kaki mereka melangkah ke jalur jalan padukuhan Klangon. Beberapa tombak di
hadapan mereka, tampak bayangan seseorang dengan sengaja sedang berdiri menunggu
sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Hasyeeekkk.... weruh nomer siji. Matur suwun sanget Panembahan, mugi barokah kagem para cantrik lan mentrik padepokan...
BalasHapusabsen awal.....
BalasHapusEyang Guru begitu terkejut, siapa gerangan yang dilihatnya itu? Kalau dilihat dari keterkejutannya, kemungkinan yang dilihatnya itu adalah Ki RAS. Apakah benar demikian?
BalasHapusHayoooo.... siapa yg tahu? Matur nuwun Mbah_Man.
Bayangan Ki Rangga Agung Sedayu yg menghadang jalannya Eyang Guru dan Raden Surengpati ... maturnuwun mbah man wedarannya
BalasHapusAllhamdullilah...matur nuwun sanget Mbah Man..🙏🙏
BalasHapusMatur nuwun mbah Man atas wedaran rontalipun, mugi" mbah Man sekeluarga sehat wal afiat, aamiin.
BalasHapustokoh baru sudah muncul...keturunan mahesa jenar mencegat eyang guru
BalasHapusTokoh baru muncul dalam bayang bayang....seperti nonton wayang beber sinar layarne nganggo lampu dlupak...
Hapuscoba diinguk rontal ke-23, Ki Widi kok isih komen neng kunu, koyo2 durung nemu rontal ke-24.
Hapusiya Ki BK , saya kesasar....hhhh
HapusAlhamdulillah, rontal turun.matur suwun panembahan..
BalasHapusMatur nuwun Mbah Man .....
BalasHapusNyuwun pirsa para sutresna sedaya, rontalipun mbah Man punika dipun up load pendhak dinten punapa nggih?
BalasHapusdinten wedaran : senen sloso rebo kemis jumat ki....
Hapusmung kdg kesupen
Alhamdulillah .... matur nuwun sanget wedaranipun Mbah Man ...
BalasHapusMatur nuwun Panembahan
BalasHapusMatur nuwun mbah_man, semoga mbah_man selalu diparingi sehat wal afiat...aamin...
BalasHapusNek wonten dobelan monggo mbah hehehe
Alhamdulillah.. Ada lagi wedaran maturnuwun mbah..
BalasHapusMatur suwun Mbah Man
BalasHapusMatur nuwun wedaranipu Mbah Man, mugi2 malem Jumat barokah wonten wahyu eh wedaran tumurun. Nuwun sewu Mbah Man. Kagem Mbah Man mugi tansah pinanggih karaharjan. Aamiin yaa Rabbal aalamiin.
BalasHapusMatur nuwun wedaranipu Mbah Man, mugi2 malem Jumat barokah wonten wahyu eh wedaran tumurun. Nuwun sewu Mbah Man. Kagem Mbah Man mugi tansah pinanggih karaharjan. Aamiin yaa Rabbal aalamiin.
BalasHapusAlhamdulillah...tanduk mbah....
BalasHapusMenurut penerawangan saya, dua rontal lagi STSD 02 sudah bisa ditutup.
BalasHapusMatur nuwun Panembahan.
Kirim japri Lek
HapusE.e.e.e....due rontel legi esteesde due udeh mao di teoteop...kamsiah...mak asih ....penerewengene ....hehehe...
HapusSemoge terhibur tapi ojo gowo bedil..."5000 purun nggih...mengko tak duduhi dalane...ben cepet rontale metu....
Alhamdulillah... Mpun wedaran...
BalasHapusMatur nuwun MBAH MAN..semoga selalu sehat....
Ugi poro kadang sedoyo...
Matur-nuwun mBah-Man...
BalasHapusNuwubsewu podo dulur, ijin gabung...
BalasHapus...mangga, silahkan, Ki Sawunggaling......
Hapus...kita nantikan aji pameling-nya dan kidung adiluhung-nya...
...salam...
...hehehe...
Hadir, Jum'at Barakah ..... tetap semangat !
BalasHapusSoyo seru..sipp mbah Ma..
BalasHapusMampir Jemuah Barokah ... mudah mudahan semuanya sehat, dan ada wedaran hari ini ... penasaran itu yang nyegat di tengah jalan siapa ?
BalasHapusKalau melihat gaya sidakepnya sepertinya Ki Gogon dari Srimulat Ki DP..
Hapushahahaha Ki Gogon ... sedakepnya Ki Gogon memang khas ya Ki Adiwaswa .... hahahahha Gogon
HapusNggih Ki DP, dari pada bingung menebak nebak, karena hanya Mbah Man yang tau...hehehe
HapusSiapa itu ya, yang sedhakep nantang Eyang Guru ?
BalasHapus...menurut telik sandi terpercaya anak buah Ki RAS...itu oomm Gogon dari Srimulat.....
Hapus...hehehe....
coba
BalasHapusSelamat siang sanak kadang....
BalasHapusMohon ijin gabung di gandhok ini..
Tetap semangat menunggu rontal...
Matur nuwun.
Selamat datang (lagi)ki Joe ...
HapusMatur nuwun Ki Widiaxa...
HapusSeprono seprene, nembe nemu...
Dan baru bisa komen...
Siapa ???
BalasHapusSaya juragan...tukang kredit keliling...hehe
Hapus...oomm Gogon Ki....
HapusSepertinya memang Ki Gogon, karena dari olah TKP Eyang Guru yang berilmu tinggi saja hampir copot jantungnya dari tangkainya karena Ilmu sidakepnya ditempat gelap, apa lagi kalau dilihat ditempat yang terang mungkin bisa sakit perutnya karena ilmu sidakepnya membuat rasa geli dan bisa mati tertawa.....
Hapus...hati hati Ki Adiwa, jangan sampai salah menulis....yang benar mestinya : dari olah E KTP ...bukannya : dari olah TKP E...
Hapus...hehehe....
Hehehe....selalu pake helm Ki Dik Har,...soal E.e..sudah menjadi urusan Ka Peka dan Ka Tepe sekarang sedang ngeteh di Te Kape...menelusuri soal aliran air danau Te Tean.....
Hapus...kalau begitu sebaiknya kita mampir ke angkringan bintang tujuh dulu saja....menikmati jus tapeketan sambil menelusuri soal aliran jalur kereta pembawa rontal....
Hapus...hehehe...Ki Satpam kabarnya sekarang sudah ndak mau lagi nyetir sepur klutuk...maunya ganti kereta perak...biar lebih cepat...
hehehe...biar cepet 200 point...
di sini namanya mendring....kredit keliling,Ki.
BalasHapusIya Ki Widi, Kyai Kredit keliling saudara seperguruan KTA
Hapus....hehehe
Dengan sedikit membentak untuk menutupi keterkejutannya Raden Surengpati bertanya kepada orang itu "Siapa Kamu?!!"
BalasHapusOrang itu tetap bersedekap sambil terkekeh-kekeh mendengar bentakan Raden Surengpati. Setelah puas terkekeh-kekeh barulah dia menjawab "
私は、なぜ、行く坤ましたか?"
Eyang Guru terkejut mendengar jawaban orang tersebut, sambil mundur dua langkah Eyang Guru menjawab " يعني انكم ابناء بامبانج تقرح ".
Raden Surengpati ikut melangkah mundur dan bergumam " ओम टेलिफोन ओ ओम गरौं "
Sekarang justru Mbah Man yang bingung, rasa-rasanya dalam synopsis STSD tidak melibat kan orang mongol,orang arab dan orang india....tapi koq bisa muncul??....hehehe
HapusKi Adiwa,perasaan saya kemarin yg ada no. 1 Indonesia, no. 2 Cina, dan no. 3 Arab. India atau Mongol tdk ikut nyalon, kan?
HapusNyalon, bukan nyablon, Ki.hehehehe
Weh kalau perasaan didaerah saya cuma dua nomor, bukan tiga, coba tanya saja sama tukang sablonnya pasti tahu, kan mereka yang bikin alat peraganya.....hehehe
HapusSugeng siang, alhamdulillah ada rontal turun..
BalasHapusWah jangan2 yang muncul KTA, tetapi kok pake sedakep segala yaa?? Wah lain kali perlu aji penyadapan dulu untuk menebak gerakan musuh biar gak penasaran. Tunggu episode 2-25
BalasHapusSugeng siang, alhamdulillah ada rontal turun..
BalasHapusWah jangan2 yang muncul KTA, tetapi kok pake sedakep segala yaa?? Wah lain kali perlu aji penyadapan dulu untuk menebak gerakan musuh biar gak penasaran. Tunggu episode 2-25
BalasHapusHil yang mustahal atau hal yang mustahil?.....
BalasHapusNampaknya ki RAS merangkap aji pangangen angen dg aji kakang pembarep dan adi wuragil...
BalasHapusNgapunten...mbah man lan kadang sedoyo...
Hadir lima puluh tujuh komentar. Terus menunggu lanjutan rontal berikutnya. Sabar dan semangat!!!!
BalasHapusseri 23 : 140 komen
BalasHapusseri 24 : baru 57 komen ...ayo 100 komen maneh
140 + 57 = 197
BalasHapusnek nganti suk tanggal terbite STSD jilid telu tanggal 21 Maret targete mung kari 102...sitik..
........
ayo...ayo....mumpung rame gojek online-ne....durung ana sing ndemo....
...hehehe....
BalasHapusEyang Guru dan Raden Surengpati yang telah berhasil menggantungkan kembali jantungnya ketangkainya, kini justru mereka kembali menerima gempuran ilmu kearah perut yang menggelitik dan membuat Eyang Guru dan Raden Surengpati jatuh bangun dan bahkan sambil guling guling tertawa melihat cara sidakep orang yang menghadangnya....mungkinkah bayangan semu yang dikeluarkan Ki RAS bisa menjiplak ujud lain seperti Ki Gogon ini???...sungguh luar biasa Aji Pengangen angen itu, mungkin saja dilain kesempatan ditampilkan ujud semu yang tinggi,tegap dan kekar seperti cak Lontong yang jago survey..
Ngapunten neng ono kelepatan....gojekan only..hehehe
mungkin Ki Waskito,klo cuma nunggui AS di gandok bosan.... ya muter'' taman sapa tahu ada Wedaran.....hhh.
BalasHapusMbok menawi Ki Rangga Agung Sedayu sampun saged mrantasi Ki Kebo Mengo,ingkang dados soyo mengo...hehehe...
HapusAtau Ki Tanpa Aran alias Kiai Gringsing ingkang ndherek memantau pergerakan Tim Mataram...
Sajake Raden Haryo Surengpati kaliyan Eyang Guru bakal kecelik...
Tim Mataram bener2 kompak dan solid serta penih perhitungan...
Namung ngiro-iro...
Sakderenge Rontal Asli dhawah tumurun...
Mbah Man, ngapunten, nderek tangglet perkawis Ki Kebo Mengo.
BalasHapus'Mengo' disini diucapkan seperti mengeja kata 'bemo' (logat orang batak)
ataukah
diucapkan seperti mengeja kata 'retno' (logat orang jawa)
karena menurut saya beda artinya,
yg pertama artinya noleh/miring/silir.
yg kedua artinya membuka/ngowoh/ngowos.
yg benar yg mana : Kebo Silir menopo Kebo Ngowoh
...biasanya "djagoan" djaman doeloe itoe memakai gelar yang dapat membuat "lawannya miris" sebelum bertarung.
HapusGelar "Kebo Mengo" ibaratnya menyatakan existensinya seperti sikap kerbau djantan perkasa yang siap bertarung (...bayangkan pada upacara adu kerbau di tanah Toradja...kerbau aduannya aduhai ...hebat buuaangeet...)
....kepalanya merunduk...posisi miring 30 deradjat...tanduk yang runcing siap menerjang lawannya....mulut sedikit terbuka dan mendengus menggertak lawan...
Kesimpulannya :Kebo Silir tur nggih Ngowoh Ki Bhre...
...hehehe...
...wis meh satus...
untung cuma Kebo,
Hapuscoba Manungso, wes silir... ngowoh sisan...
hehehe...
Mbah Man pasti bingung lagi Ki Kebo Mengo iku manungso dalam lakon STSD...Ki Bhre, bukan cuma kebo???...itu gelar jagoan jaman bahela....seperti Bango Lamatan, Kebo Kanigara...buka kebo yang berteman dengan olang olangan sawah....hehehelm...helm
Hapuswkwkwkwk....
HapusBerarti Ki Kebo Mengo kuwi manungso nanging ujud e koyo kebo, sirahe silir, lambene ngowoh .... harak leres mekaten Ki Lurah AS ?
Hapusmungkin karna di Mataram Kebo Ngowoh. Lain ceritanya kalo di Pajang..... ?
BalasHapusKabar Anjani pripun nggih.....?
kalau jadi Putri Triman apakah nasibnya akan seperti Endang Mintarsih jadi Putri Triman untuk Wiroguna/anak Dukuh Cepogo?.
Anjani lagi belajar aji panglimunan , ben ora ono sing ngerti yen bengi-bengi metu saka kaputren nemui ................................................................................................................................................................
HapusSAYA
kok bukan ki BK saja yang belajar aji panglimunan ? atau Ki DM biar seru....
Hapussaya sudah habiskan battery untuk belajar blm dapat juga....dari akhir tahun sampai bulan ini..-hhhh gak nyambung nggih.... yang merasa ketawa aja.
mboten Ki Widi, kalau saya ikut belajar, nanti battery saya ikutan habis juga.....
HapusKlo battery saya kira awet.... jam kerja dilarang main HP.... seperti yg lainnya.....hhh
Hapustinggal nunggu Ki DM, apakah takut battery habis , kalau belajar aji panglimunan.....
HapusEnam sembilan...... angka yg banyak orang suka.
BalasHapus#gagalpaham...
Hapus#gagalpanenpaceklik
HapusPernah dengar istilah 'kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki'? Itulah 69, enam...kepalanya di bawah sedang sembilan...kepalanya di atas. Ini melambangkan 'pekerja keras'. Mungkin ada paham lain? Wallahu a'lam.
HapusKi Zaini anggota orari sering kontek kontekan....
HapusRoger...roger...69 diterima...copy....
Signal kuat modulasi bening 69.....roger...roger..ganti
Okey jengkideltazorebeway....roger...69 ganti....hehehe
Pernah dengar istilah 'kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki'? Itulah 69, enam...kepalanya di bawah sedang sembilan...kepalanya di atas. Ini melambangkan 'pekerja keras'. Mungkin ada paham lain? Wallahu a'lam.
HapusEnam sembilan adalah bilangan semu....yang sukar ditebak...dibilang "enam" malah "sembilan" begitu sebaliknya....atau angka yang bisa ngeles seperti mudahnya membalikan tangan....."ah gampang itu 69" karena dibulak balik bisa kurang 3 bisa nambah 3....hehe
Hapus🖒🖒🖒💆💆💆
Hapus🖒🖒🖒💆💆💆
HapusIni gambar orang lagi creambath atau orang pusing Ki,??..
HapusAngka enam dan sembilan angka yang selalu diawasi dalam pilkade....disitulah letak kerja kerasnya...bukan begitu Ki Kebo Mengo???....hihihi
Nginguk sabtu pagi.......sugeng enjing....☺
BalasHapusNdherek absen...
BalasHapusSugeng enjing...sugeng menopo kemawon poro sanak kadang...
inguk'' pagi sopo ngerti dapat Wedaran.
BalasHapusSopo ngerti nasib awak lagi mujur...
HapusGogrok rontal ngucur di hari libur...
Rek ayo rek ngisi absen isuk isuk...
Ojo only ingak inguk.....
Rek.....ayo rek....
HapusMangan tahu jo' dicampur karo timun..
Malam minggu ga' apik digowo ngelamun.
Nostalgia, Ki Adiwa?
Rek.....ayo rek....
HapusMangan tahu jo' dicampur karo timun..
Malam minggu ga' apik digowo ngelamun.
Nostalgia, Ki Adiwa?
Ki Zaini ngelamun jadi double lagi deh....hehehe
HapusSugeng siang...absen...sehat selalu kagem mbah man...mugi2 rontal di wedar.....
BalasHapusSabar...semangat...& selalu berdo'a..
Mugi2 Mbah man lan poro kadang sedoyo sehat lahir batin....
Ayo 100 komen maneh
BalasHapusbuat mingguan muga muga triple.....rontale...
BalasHapussuwun Mbah Man
komen ke 89 ?...
BalasHapuscepat bener ....
Kulo nderek gabung nggeh....
BalasHapusNggeh
HapusEsuk esuk
BalasHapusDikirimi jajan ijo
Pisang ijo.....
Terima Kasih Mbah Man
BalasHapus