Sejenak Ki
Lurah Adiwaswa tertegun. Pandangan matanya bagaikan lekat pada seraut wajah
yang sangat cantik itu.
Kyai Dadap
Ireng yang sudah siap melancarkan serangan susulan kepada Ki Lurah, sejenak
langkahnya menjadi tertahan. Dengan sedikit ragu diikutinya arah pandang mata
lawannya itu.
Betapa
terkejutnya Kyai Dadap Ireng begitu menyadari ternyata di arena pertempuran
mereka berdua telah hadir seorang perempuan yang sangat cantik.
“Ni Sanak,”
Kyai Dadap Ireng lah yang pertama kali menyapa sambil melangkah mendekat, “Ada
keperluan apakah Ni Sanak mendekati arena pertempuran kami?”
“O, tidak
ada apa-apa Kyai,” jawab perempuan itu yang tak lain adalah Anjani, “Aku hanya
tertarik untuk melihat kalian bertempur.
Apakah kalian sadar bahwa pertempuran ini sudah hampir selesai?”
Terkejut
Kyai Dadap Ireng mendengar perkataan Anjani. Dengan cepat diedarkan pandangan
matanya ke sekeliling. Ternyata pertempuran benar-benar hampir selesai.
Sebagian pengikut Pangeran Ranapati telah melarikan diri, dan sebagian lagi
telah menjadi korban. Ternyata tidak ada seorang pun yang menyerah. Mereka
lebih senang melarikan diri atau sekalian terbunuh di pertempuran dari pada
tertangkap atau menyerah dan akan menjadi pengewan-ewan.
“Bagaimana
Kyai?’ bertanya Anjani kemudian dengan sebuah senyum yang dapat merontokkan jantung hampir setiap laki-laki.
Kyai Dadap
Ireng tidak segera menjawab. Dijelajahinya lekuk-lekuk sekujur tubuh Anjani
dengan pandangan nanar. Ketika Anjani kemudian terbatuk-batuk kecil, barulah
pemimpin perguruan Dadap Ireng itu bagaikan terbangun dari sebuah mimpi yang sangat mengasyikkan.
“Maaf Ni
Sanak,” berkata Kyai Dadap Ireng kemudian sambil mengatur gejolak di dalam
dadanya, “Di pihak manakah Ni Sanak ini berdiri?”
Anjani
tidak segera menjawab. Sebuah senyuman manis kembali tersungging di bibirnya
yang ranum bak delima merekah. Dengan kerling sedikit manja dia menjawab,
“Tentu saja aku berdiri di pihak Mataram, karena aku adalah sahabat baik Ki
Rangga Agung Sedayu.”
“He? Ki
Rangga Agung Sedayu?” hampir bersamaan Ki Lurah Adiwaswa dan Kyai Dadap Ireng
mengulang nama itu. Bagi mereka berdua, nama itu adalah nama yang sangat
ditakuti lawan dan disegani kawan.
“Ya,” jawab Anjani tetap dengan senyum yang menawan dan sepasang lesung pipit yang sangat indah untuk dipandang.
Kemudian pandangan matanya
diarahkan kepada Ki Lurah Adiwaswa yang sedari tadi termangu-mangu seperti
orang kehilangan akal. Katanya kemudian, “Kalau Ki Sanak yang berpakaian prajurit ini tentu
sangat mengenal Ki Rangga Agung Sedayu.”
“Ya,ya..tentu
saja Ni Sanak. Aku sangat mengenalnya sebagai senapati pasukan khusus yang
berkedudukan di Menoreh,” jawab Ki Lurah Adiwaswa dengan suara sedikit bergetar
karena jantungnya yang mulai melonjak-lonjak.
“Nah
sekarang, silahkan melanjutkan pertempuran kalian,” berkata Anjani kemudian
sambil berjalan menepi, “Aku akan menjadi penonton yang baik.”
Namun
ternyata kedua orang itu sudah tidak mempunyai selera untuk bertempur lagi.
Mereka lebih senang memandangi perempuan cantik itu dari ujung rambut sampai ke
ujung kaki.
“He?’ seru
Anjani kemudian begitu menyadari kedua orang itu tidak segera meneruskan
pertempuran mereka, “Mengapa kalian diam saja? Atau kehadiranku telah
mengganggu kalian?” Anjani berhenti sejenak. Kemudian sambil melangkah pergi
dia berkata, “Baiklah, kalau kehadiranku mengganggu, lebih baik aku pergi
saja."
“Jangaan..!”
hampir bersamaan kedua orang itu mencegah sambil tanpa sadar melangkah maju.
“He?”
kembali Anjani terkejut sambil memutar tubuhnya kembali menghadap kedua orang
itu. Gerakannya yang gemulai dan pinggulnya yang sedikit bergoyang lembut
ketika berbalik telah membuat kedua orang itu menelan ludah berkali-kali.
Berkata Anjani selanjutnya, “Jadi, aku harus bagaimana?”
Kyai Dadap
Ireng segera melangkah semakin dekat. Katanya kemudian dengan nafas yang
sedikit memburu, “Ikutlah denganku ke perguruan Dadap Ireng. Engkau akan
kujadikan Ratu di sana. Apapun yang engkau inginkan, akan aku penuhi walaupun
aku harus menyeberangi lautan api.”
“Ah,”
Anjani tertawa pendek. Suara tertawanya yang renyah dan merdu itu telah membuat
pemimpin perguruan Dadap Ireng itu semakin kehilangan nalar.
Sedangkan Ki
Lurah yang lebih banyak termenung itu menjadi terkejut begitu mendengar
permintaan Kyai Dadap Ireng. Katanya kemudian sambil ikut melangkah mendekat, “Kyai Dadap Ireng, Ni Sanak ini
tidak ada sangkut pautnya dengan engkau. Biarlah dia bertindak
sesuai dengan kata hatinya. Tidak ada seorang pun yang boleh memaksanya.”
“Omong
kosong!” bentak Kyai Dadap Ireng, “Setiap kata yang terucap dari mulutku adalah
paugeran yang harus diikuti, senang atau tidak senang. Aku dapat memaksakan
kehendak kepada siapapun yang aku kehendaki.”
“Tentu saja
tidak,” tiba-tiba terdengar suara seseorang memotong, “Justru pemaksaan kehendak
itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap paugeran itu sendiri.”
Serentak mereka
bertiga segera berpaling ke arah suara itu berasal. Tampak dalam keremangan
dini hari, seorang anak muda bersama seorang yang sudah sangat sepuh berjalan
mendekati mereka.
Untuk beberapa
saat Anjani mengerutkan keningnya dalam-dalam. Rasa-rasanya dia mengenal kedua
orang itu. Sementara Ki Lurah Adiwaswa dan Kyai Dadap Ireng hanya dapat
menduga-duga.
Sugeng enjang....matur nuwun mbah....Salam.
BalasHapusNah...KG dan calon PM datang....
HapusSelamat datang Ki...sudah banyak yang kangen...
Kanjeng Sunan dan Gatra Bumi
HapusAnjani dijodohke ro Sukro ..... pada akhirnya keluarga Sedayu menjadi konglomerat nomor wahid di Nusantara : Agung Sedayu Group dan Kacang Sukro 2 Kelinci
wkkk...
HapusAgung Sedayu Group Podomoro Anjani....sedang melanjutkan proyek reklamasi hati yang berbunga bunga..karena lontaran ilmu Anjani dengan seribu bunganya termasuk bunga kumis kucing.....
HapusCalon PM itu singkatan Pemuda Malang Ki Dik...koq tahu Sukra memang orang Malang..kearah tretes...
HapusPemuda Merana kok Ki...ditinggal Anjani....
HapusAlhamdulillah, berarti Panembahan sehat.
BalasHapusSemoga tetap sehat dan berkarya.
Matur suwun.
Aamin YRA
HapusMatur nuwun Mbah_Man, pas pasar temawon rontal wedar ..... tetap semangat !
BalasHapusMatur nuwun sanget Mbah Man.....
BalasHapusTerasa copot dari tangkainya jantung ini begitu lengkap uraian Mbah Man atas kesenpurnaan dan kecantikan Anjani sehingga Kyai Dadap ireng saudaranya Sura Ireng hilang penalaran....hmm aku tak akan kalah dengan Sura Ireng yang katanya punya punya kekasih cantik bernama Niken Mita Ayu...dan aku harus bisa menyainginya dengan memboyong Anjani...yang tak kalah cantik....karena menurut wangsit yang bermarga "ireng" harus punya istri cantik...
Ki Adiwaswa...semangaatttt...hihi..
HapusNggih Nyi Rien...semangat..hehe
HapusTak kan kulupa alisnya Anjani bak semut beriring bedo karo alisne mbok Gumbrek bak kecoa kompoi.....😆
ck ck ck... jan jane anjani ki ayune kaya apa ya... kq kabeh nganti do klepek klepek... :-D
BalasHapusMungkin koyo Raiso....
HapusMemper sliramu diajeng
Hapusaiih... tenane to kangmas.... :-D
Hapustenan diajeng.....tenan ngegombalin
HapusMatur nuwun sanget mbah man .... pagi pagi ada wedaran ... jadi makin semangat macul sawah siapa tau anjani nyasar ke sawah .....
BalasHapusangger metu anjani jadi gagal fokus...matur nuwun mbahman
BalasHapusMatur nuwun mbah Man wedarannya sdh membangunkan para canyrik. He he he
BalasHapusMatur nuwun mbah Man ....
BalasHapusPara canmen, lalu siapakah anak muda dan seseorang yg sepuh, apakah Putut Gatra Bumi dan Ki Ajar Mintaraga ...?
Matur nuwun mbah Man ....
BalasHapusPara canmen, lalu siapakah anak muda dan seseorang yg sepuh, apakah Putut Gatra Bumi dan Ki Ajar Mintaraga ...?
Betul pertanyaan sudah terjawab tinggal tunggu hadiahnya kalau betul....😆
Hapusmatur nuwun mBah- Man atas rontalnya.
BalasHapusTentu saja tidak....pemaksaan itu justru pelanggaran bukan begitu Anjani...nggih Kyai sambil melirik kearah Ki Lurah yang sedang membetulkan letak jantungnya yang copot....hmm untung aku bawa serep jatung pisang...Kyai Gringsingpun sempat menoleh karena ada yang aneh dengan kelakuan Ki Lurah yang seenaknya buka copot jantung...hmm aneh aneh saja para oaskar dan prajurit dalam membawa bekal kemedan perang ada yang membawa nangka matang...kini Ki Lurah bawa jantung pisang mungkin buat campuran membuat gudeg.....
BalasHapusKi, kalau di dunia nyata mirip artis siapakah Ni Anjani??
HapusHehe ...Ki Aliyul Wafa penasaran njih...
HapusGimana kalau "Raisa" karena kulo raiso menggapainya...mungkin Ki Aliyul kerso monggo.....😆
Matur nuwun mbah_man, rodo telat mocone...hehe...nambah mbah..hehehe
BalasHapusCukup..cukup...matur suwun Ki DurMon...Mbah Man takut kolesterol kalau kebanyakan.....😆
Hapustumut ngelek idu...
BalasHapusMana yang lebih cantik ya, PW,SM,RW atau AN. Mbah Man nyuwun tulung pun wedaraken kersanipun poro camen sami bingung ingkang badhe milih. Mugi Mbah Man tansah pinayungan dening Allah SWT. Amien YRA
BalasHapus...wonten padukuhan sebelah taksih wonten Niken Ayu Mitha...mitra lami saderengipun winisuda dados Lurah Prajurit....
BalasHapus...hihihi...ana sing rumangsa....
Waduh telat lagi. Seharian baru sempat buka blog mbah man
BalasHapusSugeng ndalu can men semua .... mampir muter muter taman siapa tahu ada rontal baru siap baca ...
BalasHapusSugeng ndalu Mbah Man ... semoga mbah man sekeluarga terus sehat