Senin, 13 Februari 2017

STSD 02_08

“Bagaimana Ki Gede?” kembali terdengar suara orang di atas tanggul itu, “Mengapa Ki Gede diam saja?” orang itu berhenti sejenak. Lanjutnya kemudian, “Ki Gede tidak perlu menghunus pusaka kebesaran Tanah Perdikan Matesih. Tidak akan banyak berarti bagiku.”

“Sombong!” sergah Ki Gede dengan serta merta. Namun dalam hati Ki Gede mengakui ketajaman mata orang itu. Maka katanya kemudian sambil melepaskan pegangan pada hulu kerisnya dan menunjuk ke arah orang itu, “Turunlah! Jangan menjadi pengecut yang hanya berani bertempur dari atas tanggul. Jika Ki Sanak tetap bertahan, jangan salahkan aku jika aku akan memaksamu turun dengan caraku.”

“O?” terdengar orang itu kembali tertawa, tawa yang memuakkan, “Tidak ada seorang pun yang dapat memaksa aku untuk turun dari tanggul ini. Ki Gede Matesih pun tidak,” orang itu berhenti sejenak. Lanjutnya kemudian, “Kalau Ki Gede tidak percaya, silahkan! Aku berjanji tidak akan menggerakkan tubuhku untuk melawan atau pun menghindar, walaupun  hanya ujung ibu jari kakiku.”

Kata-kata itu benar-benar telah membuat darah Ki Gede mendidih. Rasa-rasanya kemarahan Ki Gede telah sampai ke ubun-ubun. Sebuah penghinaan yang luar biasa telah dengan sengaja ditujukan kepada dirinya, penguasa tertinggi Tanah Perdikan Matesih.

Dengan menggeram marah Ki Gede segera memusatkan segenap nalar dan budinya untuk mengungkapkan puncak ilmu warisan turun-temurun leluhur Perdikan Matesih. Sebuah ilmu yang bersumber dari perguruan Pandan Alas dari cabang Gunung Kidul. Namun dalam perkembangannya, sepeninggal Ki Demang Sarayudha, murid pertama Ki Ageng Pandan Alas, ilmu cabang perguruan Ki Pandan Alas itu  telah mengalami kemunduran yang cukup memprihatinkan.

Segera saja Ki Gede bergeser ke samping setapak. Wajahnya terangkat dan matanya menjadi redup setengah terpejam. Disalurkan segala tenaganya yang dilambari dengan pemusatan pikiran untuk kemudian meletakkan satu tangannya di atas dada, sedangkan tangan lainnya menjulur ke depan lurus-lurus. Itulah suatu sikap untuk melepaskan ilmunya yang dahsyat, ilmu pamungkas Cundha Manik  dari Perguruan Pandan Alas.

Orang di atas tanggul itu terkejut begitu menyadari Ki Gede telah mengungkapkan ilmu pamungkasnya. Namun sebagaimana janji yang telah diucapkan sebelumnya, orang di atas tanggul itu tidak akan menggerakkan tubuhnya untuk melawan atau pun menghindar, walaupun hanya ujung ibu jari kakinya.

Sejenak kemudian terdengar teriakan menggelegar dari Ki Gede. Tubuhnya melesat bagaikan tatit yang meloncat di udara. Tangan kanan yang terjulur lurus itu dengan kekuatan penuh menghantam dada orang yang berdiri di atas tanggul itu.

Akibatnya sangat dahsyat. Tubuh Ki Gede bagaikan membentur dinding baja setebal satu jengkal. Kekuatan yang tersalur pada telapak tangan kanannya membalik membentur dadanya sendiri sehingga tubuhnya terpental ke belakang dan melayang jatuh terjerembab di tanah yang berdebu. Terdengar sebuah keluhan pendek sebelum akhirnya Ki Gede jatuh pingsan.

Sedangkan orang yang berdiri di atas tanggul itu sejenak bagaikan membeku di tempatnya. Walaupun kekuatan aji Cunda Manik itu tidak mampu menggetarkan tubuhnya, namun  untuk beberapa saat jalan nafasnya terasa bagaikan telah tersumbat.

“Sayang,” desis orang itu sambil menarik nafas dalam-dalam untuk melonggarkan dadanya, “Aji Cunda Manik ini tinggal kulitnya saja. Seandainya Ki Gede mampu mendalami dan mematangkannya, menghadapi orang yang menyebut dirinya Raden Mas Harya Surengpati itu bukanlah  suatu hal yang menakutkan.”

Dengan perlahan orang itu pun kemudian melangkahkan kakinya menuruni tanggul.

“Seandainya Ki Ageng Pandan Alas masih hidup dan beliau sendiri yang melontarkan Aji Cunda Manik ini, aku tidak yakin kalau aku akan mampu bertahan,” gumam orang itu kemudian sambil melangkah ke tempat Ki Gede terbaring.

Sesampainya orang itu di sebelah tubuh Ki Gede, segera saja dia mengambil tempat di sebelah kirinya dan kemudian duduk bersila di atas tanah yang berdebu.

Untuk beberapa saat orang itu masih merenungi tubuh Ki Gede yang terbujur diam. Kemudian dengan perlahan dirabanya  pergelangan tangan Ki Gede, kemudian berpindah ke dada dan terakhir orang itu memiringkan tubuh Ki Gede untuk meraba punggungnya.

“Untung hanya pingsan saja,” desis orang itu, “Tidak ada luka dalam. Semoga ini menjadi pelajaran bagi Ki Gede untuk memacu semangatnya dalam mendalami dan menyempurnakan ilmu kebanggaan perguruan Pandan Alas ini.”

Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, orang itu pun kemudian mulai memijat tengkuk Ki Gede. Sejenak kemudian, terdengar keluhan tertahan yang keluar dari mulut Ki Gede.

“Ki Gede,” desis orang itu perlahan ketika melihat Ki Gede mulai membuka kedua matanya, “Tidak ada yang perlu dirisaukan. Anggap saja apa yang baru saja terjadi ini adalah bentuk dari perkenalan kita.”

Ki Gede yang belum menemukan kesadarannya secara utuh itu tidak menjawab. Pendengaran dan penglihatannya belum pulih dan bekerja sebagaimana biasa. Sementara dadanya terasa nyeri  dan tulang-tulang rusuknya bagaikan berpatahan.

“Duduklah Ki Gede,” bisik orang itu sambil membantu menyangga punggung Ki Gede.

Ki Gede masih berusaha memperjelas penglihatan kedua matanya. Dengan mengerjap-kerjapkan kelopak kedua matanya beberapa kali, akhirnya penglihatan Ki Gede pun menjadi semakin terang dan jelas.


Begitu kesadarannya mulai pulih kembali, tanpa sadar Ki Gede telah berpaling. Namun alangkah terkejutnya Ki Gede. Darahnya bagaikan tersirap sampai ke ubun-ubun begitu kedua matanya menatap   wajah orang yang berada  di sebelah kirinya itu.

118 komentar :

  1. Matur-nuwun mBah-Man, atas dobelannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sembunyi dibelakang Ki widiaxa....

      Hapus
    2. ......Darahnya bagaikan tersirap sampai ke ubun-ubun........

      "Tuan...apakah....apakah ...apakah benar Tuan ini yang bergelar Ki Gede Sabar....??? Suara Ki Adi terdengar ragu ragu...

      ...hehehe....antena terganggu ulah Ki Sapu Angin kemarin siang....wedaran agak terlambat....

      ....dan hanya dapat ditangkap siarannya via aji pemeling...

      #www.ngapuntenembahmanmugamugasesukmecungulpitunggerbong.com...hehehe...

      Hapus
    3. .......setelah terdiam hampir duabelas jam...terdengar suara tertawa ...renyah, bening....

      ....itu betul sekali....betul sekali Ki Adi.....

      ....perkenalkan, saya adalah Ki Gede Sabar yang penuh semangat....

      ....hehehe.....suara tertawa itu lenyap...bersamaan dengan terbitnya mentari...

      Hapus
  2. Heh!!!....Benarkah aku berhadapan dengan Raden Pamungkas??

    Hehehe....ngapunten Mbah Man...sekedar tebak-tebak buah manggis...memang agak sedikit kurang sabar menanti kedoknya Kiai Tanpa Aran ini....

    Matur nuwun sanget Mbah Man🙏🙏👍👍

    BalasHapus
  3. Akhirnya.....aliran ilmu Gunung Kidul muncul kembali, meski msh level kulit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hore...akhirnya menchungul juga jagoan gunung kidul..dengan Aji Cunda Maniknya....udah Max Aryo ganti ID lama "Pandaalas" ae....dari pada pake ID Raden Mas Aryo Surengpati....yang sedang diselidiki pergerakanya...bukan begitu Ki P Satpam??....hehehe

      Hapus
    2. wah...kudu nyuwun SIM (Surat Ijin Menyamar) dumatheng mBah Man

      Hapus
    3. Hehe... Mbah Man sudah mengeluarkan SIM (Surat Izin Makar) soale dari Trah SSL...nanti terkait lho...jangan sampai cacat seperti nama Pasingsingan...mendingan jadi mertua Mahesa Jenar saja Ki Ageng Pandan Alas...

      Hapus
    4. hehehehehe harus ada bubur merah putih untuk ganti nama ...

      Hapus
  4. tebak tebak juga.... sepertinya dekat daerah Banyubiru...

    BalasHapus
  5. Ma' kasih mbah Man.... nostalgia Naga Sasra Sabuk Inten.....

    BalasHapus
  6. matur nuwun dobelan rontalnya Mbah Man ....penasaran terus ... alhamdulillah wedaran juga dateng terus ... matur nuwun Mbah Man .

    BalasHapus
  7. Haduh...jadi deg-deg-an sekaligus penuh harap agar segera Ki Gede Matesih dibimbing mematangkan ilmunya....
    Maturnuwun Mbah...

    BalasHapus
  8. Aji Cunda Manik milik Ki Ageng Pandan Alas timbul lagi ... wah, benar-benar harus bongkar koleksi bapak SH Mintardja nih, biar nyambung. tengkyu Mbah Man ... benar-benar Jas Merah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah

    BalasHapus
  9. Matur nuwun mbah_man, Sore sore tas mancal mulih oleh rontal, keno aji Cunda manik langsung eling Roro Wilis.... hehe

    BalasHapus
  10. Ada hikmahnya pertemuan Ki Gede dg orang tsb. Mungkin saja setelah kejadian ini ilmu Ki Gede dapat meningkatkan Ilmu warisan leluhurnya yg menurut orang misterius itu ilmu Ki Gede saat ini jauh menurun dibandingkan leluhur Ki Gede..

    BalasHapus
  11. aji cunda manik sayang cuma kulitnya aja.... blm mampu menembus Aji Bolot Sekilan ....

    BalasHapus
  12. Makin penasaran saja nich. Ki Gede terkejut sebab wajah orang tsb mengerikan. Mungkin pakai topeng ya. Eh cuma menduga.

    BalasHapus
  13. Makin penasaran saja nich. Ki Gede terkejut sebab wajah orang tsb mengerikan. Mungkin pakai topeng ya. Eh cuma menduga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ki Gede terkejut karena suara org itu .... dobel komen.. seperti ada echo nya....

      Hapus
  14. Seharian tidak ada hujan, tetapi banjir susulan masih terjadi.
    Dua rontal masih bisa digelontorkan dari Padepokan Sekar Keluwih.
    Matur suwun anembahan... mugi tetep sehat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rontal meluncur pakai perahu karet Ki Satpam?. Hati" teles.

      Hapus
  15. Ki Ageng Pandan Alas punya murid Demang Surayuda dan murid sekaligus cucu yaitu Roro Wilis. Bagaimana ilmu cabang Pandan Alas bisa dikuasai ki Gede, juga apakah keris yg dibawa itu Kyai Sigar Penjalin ...wah tambah penasaran nunggu wedaran rontal mbah Man

    BalasHapus
  16. Matur nuwun Mbah Man, dobel, mantab lah !

    BalasHapus
  17. Mungkin juga Ki Gede itu anaknya Ki Demang Sarayuda, biar agak nyambung silsilahnya Ki Dio atas serapan Aji Cunda Manik yang dimiliki Ki Gede, dan keris Sigar Penjalin mungkin diwarisi ke Roro Wilis....karena keris itu juga yang diserahkan oleh ibunya, sebagai bukti bahwa dia cucu Ki Ageng Pandan Alas untuk mencari kakeknya....kalau ga salah,dan salah betul hanya Mbah Man yang tahu, dan canmen disini wajib harus ikhlas menerima rasa penasaran saja....hehehe ..ngapunten Mbah Man

    BalasHapus
  18. Ternyata ada dobel wedaran hari ini. Matur nuwun mbah.

    BalasHapus
  19. hmmm...keris sigar penjalin, Aji Cunda manik, aji Sasra Birawa, Aji tameng waja...mulai muncul
    sepertinya Mbah man akan mempertemukan ajian2 dahsyat

    BalasHapus
  20. mantaf... beberapa hari tidak nginguk gandok ternyata ada rapelan 5 wedaran... maturnuwun mbah Man

    BalasHapus
  21. Menurut pakem, iki dino wedaran (Senin - Seloso - Kemis)

    Monggo mBah dipun wedar kemawon...mangke mambu nek disimpen terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setujuuu biar tidak mambu ...hehehehe .... siap siap nampi wedaran lagi ...

      Hapus
  22. Hadir, menjelang tanggal 15 Februari ..... tetap semangat !

    BalasHapus
  23. Ini hari Selasa tenang. Besok nonton orang mencoblos. Minta tlg pada Ki Waskita membuat "suara" semu untuk salah satu pasangan paslon, bisa ya? Agar cukup satu putaran saja. Di Taman Bacaan Mbah_Man ada TPS?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada Ki Zaini Yacub
      Tapi di sini yang ada baru pendaftaran, belum pencoblosan.
      Siapa yang berkenan pesan STSD jilid 03 satu buku format PDF lengkap dengan gambar sampul dan gambar dalam (kalau bisa), silahkan pesan ke email:
      s_sudjatmiko@yahoo.com.au dengan mengganti donasi sukarela hehehehe
      Monggooo mendaftar dulu baru mencoblos blos..
      mbah man

      Hapus
    2. Wah...mangke mlumpat2 critane mBah....stsd 2 nembe jilid 8

      Hapus
    3. mboten Mas Aryo, jilid 03 dikirim setelah jilid 02 selesai diwedar. jadi masih ada waktu sekitar sebulan lagi

      Hapus
    4. Siap ...

      jilid 9 jatah dinten Seloso, jam pinten diwedar mBah ?

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. Tolong diposting nmr rekeningnya, Mbah_Man.

      Hapus
    7. Tolong diposting nmr rekeningnya, Mbah_Man.

      Hapus
  24. Ih dobelan koment tanpa disengaja. Ma'aaaaaf.

    BalasHapus
  25. Ih dobelan koment tanpa disengaja. Ma'aaaaaf.

    BalasHapus
  26. Ih dobelan koment tanpa disengaja. Ma'aaaaaf.

    BalasHapus
  27. Iiiihhh.... kamu... biasa ya... dobelan koment tanpa disengaja.

    Mantaaaaaf.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah...aku suka deh dobelannya.....sengaja lagi dong...

      Maaknyusss...

      Hapus
  28. beberapa calon Bhre di nusantara hari ini menunggu wahyu keprabon turun,

    sama dengan kami ... menunggu rontal diturunkan dari Padepokan Sekarkeluwih..

    salam STSD 02_09

    BalasHapus
  29. Balasan
    1. kan udah lebih dari setahun yg lalu Ki Lurah....

      Hapus
  30. Iki salah mongso....seloso raoni wedaran..rebo isih tanda tanya

    BalasHapus
  31. Tetep sabar dan semangaaaat ..... siap siap nunggu wedaran

    BalasHapus
  32. Hadir, pasca pilkada ..... tetap semangat !

    BalasHapus
  33. HAdir Kamis Pagi ..... nyeruput kopi terus muter taman sebentar ... siapa tahu ketemu Kiai Dandang Wesi ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas betul Ki DP setelah ngopi muter taman, balik mampir ke dapur pasti ketemu Ki Dandang Wesi yang sedang semedi dan mengeluarkan asap aroma nasi uduk yang dicampur dengan daun Pandan Alas....

      Hapus
    2. hehehehehe ......sego kemepul tambah sambel tumpang ... hmmmm Ki Adiwaswa memang tahu yang enak enak

      Hapus
  34. Iki salah mongso....seloso raoni wedaran..rebo isih raono...kemis rung ono tondo2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar Mas Aryo....Ki Gede yang terkejut sekarang pingsan lagi,sedang dalam perawatan....

      Hapus
    2. Leres Ki ADiwaswa ...sabaaar Mas Aryoo ... ki Gede Metasih tasih dereng siuman.... tasih kagettt ...

      Hapus
  35. sabaaaaarrrr... nenggo hari Jum'at.

    BalasHapus
  36. nunggu jumlah komen sampai 3 digit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang biasa double comment monggo dibebaskan, kesempatan terbatas untuk mencapai 3 digit atau 100 plus 1 comment...aya aya wae (aww)....hehehe

      Hapus
    2. Masih blm lepas dari bayangan semu. Harus di ruqyah dulu Ki.

      Hapus
  37. Hadir kamis siang. Belum ada wedaran

    BalasHapus
  38. Ikut prihatin mendengar berita bahwa ada 4 dusun di Sidoardjo yang dilewati angin puting beliung .....

    Semoga para sanak - kadang yang sedang mendapatkan ujian dengan adanya peristiwa tersebut senantiasa tetap tawakal, sabar dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamin YRA.

    Semoga Mbah_Man dan seluruh keluarga sehat selalu.

    Semoga keluarga besar Padepokan Sekar Keluwih senantiasa dalam lindungan, rahmat dan hidayah dari Allah SWT.

    Aamin YRA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin YRA ,,, semoga keluarga besar Padepokan Sekar Keluwih terlepas dari segala macam musibah dan gangguan

      Hapus
  39. Hadir, Jum'at Mubarak ..... tetap semangat !

    BalasHapus
  40. geng-injang ,inguk'' di hari Jum,at.Ternyata blm ada Wedaran.Tetap sabaaaaarrrr.

    BalasHapus
  41. Hadir Jemuah barokah .... semoga semua diparingi Sehat ...

    BalasHapus
  42. baru 72 komen...kurang 28 lgi
    monggo sing gadah aji kakang kawah adi komen2..ndang ditamakne

    BalasHapus
  43. Jumat barokah mugo mugo Ono rontal.... He-he-he

    BalasHapus
  44. Eh ke 74.
    Sugeng siang mugi2 Jumat Barokah wonten wahyu tumurun

    BalasHapus
  45. Eh ke 74.
    Sugeng siang mugi2 Jumat Barokah wonten wahyu tumurun

    BalasHapus
  46. Balasan
    1. Mas Satpam blm menguasai aji kakang kawah adi ari2....

      Hapus
    2. Kalau masih muda memang tidak bisa.....coba minta tolong sama eyang kung....."eyang tolong enterin komentar cucu dong"...hasilnya pasti...tut..tut..bahkan mungkin bisa lebih dari dua tut.....

      Oh ya yang pas komen diangka seratus dapat hadiah wejangan dari Kanjeng Sunan.....

      Hapus
    3. hadiahe arupi nopo Ki Lurah ?
      saking Kanjeng Sunan Bonang ?

      Hapus
  47. Mampir taman bacaan lagi habis sholjum ... wedaran belum ada .. mungkin menjelang magrib ada wedaran .... sekarang istirahat makan siang dulu ... ada yang minat semur ayam dan sambel bawang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pake sambel bawang harus lauknya bebek goreng atau di angkringan Ki Bango Lamatan paling enak bango panggangnya kering karena dijemurnya dipunggung kebo....

      Hapus
    2. Kebo Abang nggeh Ki Lurah? alias Mahesa Jenar....

      Hapus
  48. Mampir ke taman ternyata yg hadir sudah banyak. Memang kelihatan ilmu penyabarnya sudah lumayan tinggi. Tetap semangat kawan!!!

    BalasHapus
  49. Semoga mbah man selalu sehat.

    BalasHapus
  50. Detik2 menjelang angka ke 100

    BalasHapus
  51. Kulo nderek nambahi nomer 98

    BalasHapus
  52. Sebentar lgi wedaran
    Komen wes punjul 100

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi mohon maaf, karena banyak komentar yang tidak sah dan dewan juri baru berembuk untuk mengambil keputusan, dan keputusannya sbb:

      Kalau Mbah Man mau wedaran monggo, kalaupun tidak itu hak perogratif Mbah Man yang tidak bisa digangu dan digugat ...apalagi diogrok-ogrok...hehehe

      Hapus
    2. saatnya mengetrapkan aji rog rog rontal Ki Lurah...

      Hapus
    3. Digabung dengan Aji rock n roll sambil guling-guling Ki Bhre....hehehe

      Hapus
  53. Ojo2 wifene mBah Man ge trouble iki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ono puting beliung di Kademangan Krian 3 dusun kasak,kembang sore,Terung Kulon dan 1 desa Terung Kulon mugi" Padepokan Sekar Keluwih tidak terimbas, dan ikut prihatin untuk warga Kademangan Krian..

      Hapus
    2. Sing keno deso terong...desa kluwih aman berarti

      Hapus
    3. Aamin YRA....Pedepokan Goa Sungsing ilmune ngedap edabi....

      Hapus
  54. Ojo2 wifene mBah Man ge trouble iki

    BalasHapus
  55. mugi" mbah Man pinaringan sehat kawarasan

    BalasHapus
  56. masih seperti kemarin...
    sabaaaaarrrr.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.