Jumat, 24 Februari 2017

STSD 02_16

Semua orang yang berada di dalam ruang dalam itu dengan jelas dapat mendengar desir langkah seseorang di balik dinding sebelah utara yang bersebelahan dengan longkangan. Namun ternyata Ki Rangga Agung Sedayu mendengar desir yang lain yang sangat lembut hampir tidak tertangkap oleh pendengaran, walaupun dengan mengetrapkan aji sapta pangrungru sekalipun.

Ki Rangga menjadi berdebar-debar. Orang kedua yang datang kemudian ini benar-benar luar biasa. Ki Rangga yakin, kemampuan orang ini tentu ngedab-edabi.

“Siapakah orang yang datang kemudian ini?” berkata Ki Rangga dalam hati, “Apakah yang lain juga mendengar desir yang kedua ini?”

Untuk meyakinkan, Ki Rangga segera mengirim aji pameling kepada Ki Waskita yang berbaring di sebelahnya.

“Ki Waskita,” berkata Ki Rangga dalam aji pamelingnya, “Apakah Ki Waskita mendengar desir langkah yang lain selain orang yang pertama?”

“Aku tadi juga sempat mendengar sekilas, ngger,” jawab Ki Waskita juga dalam aji pameling, “Namun sekarang desir itu telah menghilang. Aku tidak mampu lagi untuk memantaunya.”

Berdesir tajam dada Ki Rangga mendengar jawaban Ki Waskita. Ternyata dugaannya benar. Orang yang datang kemudian ini mempunyai kemampuan yang ngedab-edabi.

Dalam pada itu, Ki Jayaraga yang sekilas juga sempat mendengar desir langkah yang lain setelah orang yang pertama ternyata juga telah kehilangan jejak.

“Gila!” geram Ki Jayaraga dalam hati, “Aku tidak mampu memantaunya lagi. Semoga Ki Waskita atau Ki Rangga mampu memantau kedatangan orang yang kedua ini. Kalau yang aku dengar tadi adalah benar-benar desir langkah seseorang, alangkah dahsyatnya kemampuan orang itu?”

Ketika Ki Jayaraga kemudian mencoba mengetrapkan aji pameling kepada muridnya, ternyata Glagah Putih sama sekali tidak mendengar desir langkah yang datang kemudian.

“Yang mana guru?” bertanya Glagah Putih juga dengan aji pameling, “Aku tidak mendengar desir langkah kecuali orang yang sedang bersembunyi di balik dinding itu.”

Ki Jayaraga menarik nafas dalam-dalam. Kemampuan olah kanuragan muridnya itu memang sudah tinggi, namun jiwanya masih sangat muda. Glagah Putih masih belum mampu menguasai gejolak jiwa mudanya sehingga ketajaman mata hatinya memang masih perlu untuk diasah.

Untuk beberapa saat suasana menjadi sunyi dan mencekam. Orang yang berada di balik dinding itu agaknya sedang mengintip suasana di ruang dalam melalui lubang di sudut dinding itu. Dengan jelas orang-orang yang berada di dalam ruangan itu mendengar sesuatu sedang dimasukkan melalui lubang di sudut dinding itu.

“Orang itu agaknya sedang memasukkan sumpit melalui lubang di sudut dinding itu,” semua orang di dalam ruangan itu berkata dalam hati. Namun mereka tetap berusaha bersikap wajar, sebagaimana sewajarnya orang yang sedang tidur nyenyak.

“Siapakah yang akan menjadi sasaran yang pertama?” hampir setiap dada bertanya-tanya menunggu  paser pertama yang akan meluncur ke arah salah satu dari mereka.

Dalam pada itu Ki Rangga yang sedang memantau keberadaan orang yang datang kemudian itu pada akhirnya ternyata juga telah kehilangan jejak,  walaupun Ki Rangga telah mengetrapkan aji sapta pangrungu setinggi-tingginya.

“Luar biasa,” berkata Ki Rangga dalam hati. Sepercik kegelisahan mulai merayapi jantungnya. Berbagai dugaan telah muncul dalam benaknya.

“Siapakah orang kedua itu? Mungkinkah Eyang Guru itu telah mengetahui keberadaanku, atau mungkin Raden Wirasena sendiri, ataukah yang lainnya?” menduga Ki Rangga dengan jantung yang berdebaran.

Tiba-tiba Ki Rangga teringat akan Ki Bango Lamatan yang sedang mengantar Ki Gede pulang ke tanah Perdikan Matesih.

“Mungkin Ki Bango Lamatan,” berkata Ki Rangga dalam hati. Namun dugaan itu segera ditepisnya sendiri. Jika yang datang itu Ki Bango Lamatan, tentu Ki Rangga tidak akan kehilangan jejak, demikian juga dengan Ki Waskita dan Ki Jayaraga.

“Walaupun Ki Bango Lamatan mengetrapkan aji halimunannya, pada dasarnya wadagnya masih ada dan tidak menghilang sepenuhnya,” berkata Ki Rangga dalam hati, “Dia hanya bersembunyi saja dan aku sudah tahu bagaimana cara memecahkan ilmu itu.”

Namun Ki Rangga tidak berputus asa. Dengan mengetrapkan aji sapta panggraita, Ki Rangga pun mulai meraba alam sekitarnya tidak dengan meningkatkan kemampuan panca inderanya, namun dengan meningkatkan ketajaman mata hatinya.

Demikianlah akhirnya, lambat laun Ki Rangga mulai mampu meraba keberadaan orang kedua itu kembali. Walaupun orang yang datang kemudian itu berusaha mengaburkan keberadaannya dengan cara mengetrapkan ilmu yang mampu menyerap segala bunyi yang berada di sekitarnya. Namun kemampuan ilmu orang itu tidak mampu mengelabuhi ketajaman mata hati Ki Rangga.


Dengan semakin meningkatkan getar-getar isyarat yang mengalir melalui detak jantungnya, Ki Rangga segera mengetahui keberadaan orang kedua itu. Ternyata orang itu sudah berada hanya beberapa langkah saja di belakang orang yang datang pertama kali. Sementara orang yang sedang memasang sumpitnya itu agaknya tidak menyadari akan kehadiran orang lain yang tepat berada di belakangnya. Dengan asyiknya dia telah memasang sebuah paser beracun di sumpitnya dan siap untuk membidik sasaran yang pertama.

49 komentar :

  1. jejak langkah dedemitan, weweludan dan jejemblungan......

    BalasHapus
  2. Siap-siap menerima rontal berikutnya (dg aji pameling). Yg ini semakin menegangkan.... lho. Matur nuwun... Mbah_Man.

    BalasHapus
  3. Siap-siap menerima rontal berikutnya (dg aji pameling). Yg ini semakin menegangkan.... lho. Matur nuwun... Mbah_Man.

    BalasHapus
  4. Wah ternyata tidak hanya dobelan ternyata malah tripel.
    Matur nuwum sanget Mbah Man

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nriple double njih kulo tampi koq mBah

      Suwun sanget saestu

      Hapus
  5. Matur-nuwun mBah-Man, bener'' menurut kebiasan,tripel,

    BalasHapus
  6. Setelah udal-udal rontal baru ingat belum absen.
    hi hi hi .... ngapunten njih.....

    BalasHapus
  7. mantap....jadi ikut nahan nafas..

    BalasHapus
  8. Matur nuwun Mbah_man, koyo mas satpam moco disik tripel terus komentar... hahaha.....Makin penasaran Mbah....

    BalasHapus
  9. Matur nuwun Mbah Man, ternyata tripel to kemarin .....

    BalasHapus
  10. Waw..

    waw...

    ada rontal rangkaian panjang hati bahagia tidak terbilang, kaget rasanya...

    Waw..

    Waw..

    Matur nuwun sanget Mbah Man ..

    BalasHapus
  11. Absen pagi.
    Matur nuwun mbah..

    BalasHapus
  12. Iklan baris....

    Di Jual "Aji Pameling" merk Samson, Dua kompi propesor, tutskrin,blutut,3mpo kamerun,sinyal kuat bisa konek dengan sinyal sepur kluthuk.....

    BalasHapus
  13. Matur nuwun tripelannya mbah. Siapa gerangan orang yang ilmunya susah di telusuri keberadaannya oleh ki Rangga itu mbah?

    BalasHapus
  14. Siapakah yang datang kemudian di belakang penyumpit?
    Tunggu tutuge.
    Hi hi hi ....
    Kayane KTA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasane satpame ki kadang dadi buffer ...ojo2 wes ngoleksi STSD 02 dan 03 lengkap iki

      Hapus
  15. Tambah degdegan, Mbah Man diiip

    BalasHapus
  16. Deg deg an . . . siapa yang akan menerima tusuk jarum pentul ?
    Kluget kluget . . . badan bergoyang kiri kanan atas bawah kena jarum, apa lagi pentulnya . . . he he he sabar, sebentar lagi Rontal melesat dibantu aji Sapuan Angin. Tenang

    BalasHapus

  17. “Gila!” geramku dalam hati, “Aku tidak mampu memantaunya lagi. Semoga Ki Satpam atau Ki Mas Aryo mampu memantau kedatangan rontal berikutnya. Kalau yang aku angan-angankan tadi adalah benar, alangkah dahsyatnya kelanjutan cerita ini?”

    Untuk beberapa saat suasana padepokan sekar keluwih menjadi sunyi dan mencekam. Beberapa orang yang berada di balik dinding agaknya sedang mengintip dan menduga duga bagaimana suasana bilik Ki Rangga Agung Sedayu pada rontal STSD 02_17.
    Benarkah paser beracun yang disumpitkan dari lubang di sudut dinding itu?.
    Dan desir langkah kedua yang hampir tak terasa , apakah langkah milik Ki Tanpa Aran ataukah demit penjaga kuburan?

    Para cantrik dan mentrik tak sabar menunggu jawabnya......

    BalasHapus
  18. Wah iku koyone kiai Gringsing...Alias kiai Tanpa Aran Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ki KTA : makaryo neng leasing....Kredit Tanpo Angsuran

      Hapus
    2. Promosi Kredit Tanpa Angsuran,
      - Dapat makan gratis,
      - Dapat kamar tidur gratis berikut kamar mandi,
      - Bisa leyeh leyeh, sambil nunggu serine atau pluit sepur...

      Hapus
  19. Hemm... Luar biasa, matur suwun rontalipun mbah man..

    BalasHapus
  20. Alhamdulillah ... ternyata triple wedaran tho kemarin .... puilang macul baru mampir malem ini lagi ke taman bacaaan ... Matur nuwun sanget Mbah Man ...

    BalasHapus
  21. Luar biasa, Mbah Man selalu membuat kita dheg-dhegan . . . .

    BalasHapus
  22. Hmmm siapa itu seseorang yg punya ilmu tinggi .... seseoran yang akhirnya terdengar juga nafasnya oleh Ki RAS atau sengaja memperdengarkan getar2x wadagnya sehingga Ki RAS bisa mendengar desah nafasnya ....

    Kiai Tanpa Aran, Kiai Dandang Wesi atau Kiai Gringsing ...atau Kiai Tanu Metir, atau Ki Truna Podang atau itu tokohnya sama semua yaaa ,,,,,

    Semakin seru lahhh pokoknya ,,,, Mbah Man memang juara ...

    Matur nuwun Mbah Man ... dipun tenggo kelanjutanipun ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk lebih meyakinan siapakah dia???...Ki RAS mencoba menghubungi dengan Aji Pameling..nomornya masih tersambung....cenut..cenut...cenut....tetapi yang menjawab suara mesin "nomor yang anda hubungi sedang sibuk cobalah sesaat lagi"...?.

      Hapus
  23. Ki Rangga menarik nafas dalam-dalam sambil mengangguk-angguk. Namun di dalam hati kecilnya, terasa ada suatu yang kurang pada tempatnya sehubungan dengan rencana yang disampaikan oleh Ki Waskita. Maka katanya kemudian, “Ki Waskita, Kita datang ke padukuhan Gununggambar ini berlima, maka kita berkunjung ke kediaman Ki Gede Matesih harus berlima juga, Tiji Tibeh ?”
    “Padukuhan apa, ngger?,” tanya Ki Waskita, “Padukuhan Gununggambar", jawab Ki Rangga.
    "Oo, selintas tadi terdengar seperti gunung.....", kata Ki Waskita sambil bibirnya menyungging senyuman.
    Melihat ayah Rudita itu hanya tersenyum ke arahnya, Ki Rangga terdiam. Secara samar Ki Rangga dapat meraba maksud Ki Waskita.
    Mungkin Ki Waskita akan melepaskan rontal semu , sebelum nanti wayah srengenge lingsir rontal yang sesungguhnya ditampakkan.

    BalasHapus
  24. ngenteni wedaran dino minggu..koyo ngenteni tukuling jamur ning ndukur watu ing mongso ketigo

    BalasHapus
  25. inguk'' daripada tidak inguk'' sopo ngerti dapat duren runtuh.

    BalasHapus
  26. inguk'' daripada tidak inguk'' sopo ngerti dapat duren runtuh...eh jamur di atas batu.

    BalasHapus
  27. Wayahe gojekan sembari ngenteni bab 17....

    "Nyang nyangan rego becak"

    Mbah putri pengin numpak becak

    Mbah putri : mas 5.000 purun nggih?

    Tkg becak : oh dereng saget, 10.000 mawon mbah..

    Mbah putri : emoh ah, 5.000 wae to..mengko tak duduhi dalane, ben cepet tekan omahku yoo,,,

    Tkg becak : mboten saget mbah..nek10.000 nggih kulo purun

    Mbah putri mangkel, akhire ngalah karo munggah lungguh becak..nggih pun tak bayar 10.000!!!

    Tkg becak : mandap pundhi mbah??

    Mbah putri : (meneng wae)

    Tkg becak : lha niki mandap pundhi mbah????

    Mbah putri : kan wes tak kandani dek mau..nek 5.000 mengko tak duduhi dalane..ning nek 10.000 ya ora tak kandani omahku ngendi...GOLEKNO DEWE...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tukang becak : dak jegurke kali....sak becak2e

      Hapus
    2. Tukang becak : dak jegurke kali....sak becak2e

      Hapus
    3. Mbah putri : lho....lho ojo to mas, yoo wes tak duduhi dalane!!! ....tapi 5.000 purun nggih..??!!

      Tukang becak : yoo wes....SEKAREPMU DEWE...!!!!

      Nyang nyangan rego becak akhire Mbah putri seng menang ...hehehe

      Hapus
  28. Tukang becak : dak jegurke kali....sak becak2e

    (kurang 1 ...ben manteb)

    BalasHapus
  29. SUgeng enjang can men sedanten .... mampir taman bacaan wuzzzz kesamber becak ...jiaaaannnn .... jarene arep nggolek kali sing jerooo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesamber becak limangeuwan ora nganggo rem.....remne nggolek tembok.....

      Hapus
  30. Spurnya belum berhenti.....duiiiit.....tuiiit....tuiiit. Hadir di hari senin, salam 272.

    BalasHapus
  31. mBah Man nembe Apel Kesiapan Pasukan Pengamanan Kunjungan Raja Arab Saudi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Weh mugi mugi barokah iso ento hadiah munggah haji meneh, menowo umroh....

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.